PENGUKURAN EMISI UDARA
1. TUJUAN
·
Menentukan kandungan
partikulat debu dengan HVAS.
·
Menetahui tingkat
kebisingan udara lingkungan.
·
Mengambil sampel emisi
gas Sox dan Nox dengan menggunakan Impinger gelembung ganda (IGG).
·
Menganalisa kadar gas
dari sampel yang telah diambil.
2. ALAT
DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Alat yang digunakan :
·
High
Volume Air Sampel (HVAS)
·
AAS
·
Sound
level meter
·
Seperangkat
alat IGG
·
Botol
sampel
·
Bola
penyerap
·
Labu
takar
·
Pipet
ukur dan bola karet
·
Kaca
arloji
·
Oven
·
Neraca
analitik
Bahan
yang di gunakan :
·
Kertas
Saring
·
H2O2
·
H2SO4
·
KNO3
·
KOH
·
NaOH
·
Asam
Sulfamat
·
Indikator
Metil Merah dan Biru
·
Phenol
disulfonic Acid
·
Aquadest
3. DASAR
TEORI
Udara
Udara
adalah suatu sampuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi.
Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Komponen yang
konsentrasinya paling bevariasi adalah air dalam bentuk uap dan karbon dioksida
(CO₂). Jumlah uap air yag terdapat di udara bervariasi tergantug dari cuaca dan
suhu.
Secara
alamiah, udara mengandung unsur kimia seperti : O₂, N₂,NO₂, CO₂,H₂ dll. Penambahan
gas ke udara melampaui kandungan alami akibat kegiatan manusia akan menurunkan
kualitas udara. Udara sebagai komponen yang penting dalam kehidupan perlu
dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga memberikan dya dukung bagi
makhluk hidup untuk secara optimal. Pertumbuhan pembangunan seperti industri,
transportasi, dan lain lain, dapat membahayakan kesehatan manusia, mengganggu
kehidupan hewan dan tumbuhan dan terganggunya iklim (cuaca)
Udara di alam tidak penah ditemukan bersih
tanpa polusi sama sekali. Beerapa gas seperti sulfur dioksida (SO₂), hidrogen sulfida (H₂S) dan karbon monoksida
selalu dibeaskan ke udara sebagi produk sampingan dari prose-proses alami
seperti aktivitas vulkanik, pembusukan sampah tanaman, kebakaran hutan, dan
sebagainya. Selain itu partikel padatan atau cairan berukuran kecil dapat
tersebar diudara oleh angin, letusan vulkanik atau gangguan alam lainnya. Selain
disebabkan polutaan, polusi udara dapat juga disebabkan oleh aktivitas manusia.
Polusi Udara
Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan
menjadi dua bagian, yaitu partikel dan gas. Partikel adalah butiran halus dan
masih mungkin terlhat dengan mata telanjang, seperti uap air, debu, asap,
kabut, dan fume. Sedangkan pencemaran berbentuk gas hanya dirasakan melalui
penciuman (untuk gas tertentu) ataupun akibat langsung
Macam
bahan pencemar udara dapat dilasifikasikan dalam beberapa kelompok antara lain
:
a.
Kalisifikasi
Menurut Bentuk Asal
ü
Bahan pencemar uadara
primer, yaitu : polutan yang apabila menyebar dengan keadaan tetap pada keadaan
semula. Misalnya : partikel halus,senyawa sulfur, nitrogen, karbon, senyawa
organik.
ü
Bahan pencemar udara
sekunder, yaitu : bahan pencemar udara primer yang mengalami reaksi dengan
senyawa lain setelah keluar dari sumbernya. Misalnya SO₃ + H₂O H₂SO₄

b.
Klasifikasi Menurut
Keadaan Fisika
ü
Partikel. Misalnya:
aerosol, mist, smoke dan fog.
ü
Gas. Misalnya:
true gas dan vapor.
c.
Klasifikasi Menurut
Susunan Kimia Bahan Pencemar
ü
Inorganik. Misaknya :
CO, SO₂.
ü
Organik. Misalnya
: metan, benzen dan etilen
Polutan
SOx
Gas
belerang dioksida (SOx)terdiri atas gas SO₂ dan gas SO₃ yang keduanya
mempunyai sifat berbeda. Gas SO₂ berbau tajam dan
tidak mudah terbakar , sedangkan gas SO₃ bersifat sangat
reaktif. Sox memiliki ciri bau yang tajam, besifat korosif, beracun karea
selalu mengikat oksigen untuk mencapai kestabilan phasa gasnya. Sox
menimbulkan gangguan sistem pernapasan , jika kadar 400-500 ppm akan sangat
berbahaya , 8-12 ppm menimbulkan iritasi mata, 1-5 ppm menimbulkan bau.
SOx mempunyai ciri bau
tajam, bersifat korosif (penyebab karat), beracun karena selalu mengikat
oksigen untuk mencapai kestabilan phasa gasnya. SOx menimbulkan gangguan sistem
pernafasan, jika kadar 400-500 ppm akan sangat berbahaya, 8-12 ppm menimbulkan
iritasi mata, 3-5 ppm menimbulkan bau (yoko yedy saputra, 2009)
Konsentrasi gas SO₂ , diudara akan
mulai terdeteksi oleh indra manusi (tercium baunya) manakala konsentrasinya
berkisae antara 0,3-1 ppm. (yoko edy saputra,2009) jadi dalam hal ini yang
dominan SO₂.
Gas
SO₂ akan bertemu dengan oksigen yang da diudara dan kemudian membentuk
gas SO₃melalui reaksi berikut :


NOx
Nitrogen oksida
sering disebut dengan Nox karena oksida nitrogen mempunyai 2 bentuk yang
sifatnya berbeda, yakni gas NO₂ dan gas Nox. Sifat
gas NO₂ adalah berwarna dan berbau, sedangkan gas NO tidak berwarna dan tidak
berbau. Warna gas NO₂ adalah merah kecoklatan dan berbau tajam menyengat hidung.
Nitrogen oksida (NOx) memiliki bentuk yang
sifatnya berbeda , yaitu gas NO₂ dan NOx . sifat
gas NO₂ adalah berwarna dan berbau . sedankan gas NO tidak berwarna dan tidak
berbau. Warna gas NO₂ adalah merah kecoklatan dan berbau tajam menyengat hidung. Pencemaran
gas NOx diudara terutama berasal dari gas buangan hasil pembakaran yang keluar
dari generator pembangkit listrik stasioner atau mesin-mesin yang menggunakan
bahan bakar gas alami.
Diantara
berbagai jenis oksida nitrogen yang ada diudara, NO₂ merupakan gas yang
paling beracaun. Karena larutan NO₂ dalam air yang
lebih rendah dibandingkan dengan SO₂ , maka NO₂akan menembus ke dalam
saluran pernapasan lebih dalam. Berdasarkan studi menggunakan binatang
percobaan, pengaruh yang membahayakan seperti misalnya : meningkatnya kepekaan
terhadap radang saluran pernapasan, dapa terjadi setelah mendapat pajanan
sebesar 100 μg/mᵌ. Percobaan pada manusia menyatakan bahwa kadar NO₂ sebesar 250 μg/mᵌ
dan 500 μg/mᵌ dapat mengganggu fungsi saluran pernapasan pada penderita asma
dan orang sehat (Yoko Edy Saputra.2009).
Kebisingan
merupakan salah satu faktor bahaya fisik yang sering dijumpai di tempat
kerja.Kebisingan mempengaruhi kesehatan, antara lain dapat menyebabkan
kerusakan pada indra pendengaran sampai pada ketulian. Dari hasil penelitian
diperoleh bukti bahwa intensitas bunyi yang dikategorikan bising dan yang
mempengaruhi kesehatan (pendengaran) adalah di atas 60 dB. Oleh sebab itu, para
karyawan yang nekerja di pabrik dengan intensitas bunyi mesin di atas 60 dB,
maka harus dilengkapi dengan alat pelindung (penyumbat) telinga, guna mencegah
gangguan-gangguan pedengaran (Notoatmodjo, 2003).
Di samping itu, kebisingan juga dapat
mengganggu komunikasi. Dengan suasana yang bising memaksa pekerja untuk
berteriak di dalam berkomunikasi dengan pekerja yang lain. Oleh karena sudah
biasa berbicara keras di lingkungan kerja sebagai akibat lingkungan kerja
yang bising ini, maka kadang-kadang di tengah-tengah keluarga juga terbiasa
berbicara keras. Bisa sebagai sikap marah. Lebih jauh kebisingan yang
terus menerus dapat mengakibatkangangguan konsentrasi pekerja, yang akibatnya
pekerja cenderung berbuat kesalahan dan akhirnya menurunkan produktivitas kerja
(Notoatmodjo, 2003). Selain itu kebisingan juga dapat mempengaruhi
peningkatan tekanan darah.
4. PROSEDUR
KERJA
4.1 PERCOBAAN DENGAN ALAT HVAS
1.
Menimbang kertas saring
dalam keadaaan kosong
2.
Menentukan posisi arah
angin dan lokasi pengukuran
3.
Menyalakan HVAS dengan
waktu 1-2 jam
4.
Menimbang kembali kertas
saring HVAS
5.
Menganalisis kertas
saring dan menentukan unsur logam beratnya dengan AAS
4.2 PERCOBAAN DENGAN ALAT SOUND LEVEL METER
1.
Menyiapkan alat Sound
Level meter
2.
Mengukur kebisingan pada
tempat yang ditentukan
3.
Mencatat hasil dan
menganilis data
5. DATA
PENGAMATAN
No
|
Lokasi pengamatan
|
Berat kertas saring kosong (gr)
|
Berat kertas saring +debu (gr)
|
Kebisingan (dB)
|
1
|
Lab teknik pengolahan limbah
|
0,5048
|
0,5120
|
50,4
|
2
|
Luar lab kimia
|
0,5048
|
0,5612
|
-
|
3
|
Lab utilitas
|
-
|
-
|
84,4
|
4
|
Graha polsri
|
-
|
-
|
77,1
|
5
|
Parkir motor
|
-
|
-
|
70,5
|
6.
ANALISA PERCOBAAN
Dari percobaan yang
telah dilakukan yang bertujuan untuk mengukur tingkat
kebisingan dan tingkat partikulat debu pada lingkungan sekitar kampus. Untuk mengukur kebisingan digunakan alat
sound level meter, terdapat empat tempat yang dijadikan sample yaitu lab teknik
pengolahan limbah, lab utilitas, graha polsri dan parkir motor. Tempat yang
mempunyai tingkat kebisingan yang tinggi adalah lab utilitas, kebisingan ini
termasuk dalam steady state noise (kebisingan kontinyu) yaitu kebisingan yang terjadi
terus menerus dan dalam waktu yang relatif lama. Kebisingan ini dapat
mengganggu kesehatan apabila terjadi terus menerus.
Sedangkan pada pengukuran
partikel debu, tempat yang memiliki yang dijadikan sampel adalah didalam ruangan
lab teknik pengolahan limbah dan di luar lab kimia. Berdasarkan pengamatan
partikular debu banyak ditemukan di luar ruangan. Debu ini dapat mengganggu
kesehatan terutama pada pernafasan. Debu dapat menyebabkan batuk ataupun
iritasi pada pernafasan.
7.
KESIMPULAN
Dari percobaan yang
telah dilakukan maka dapat disimpulkan :
·
Kebisingan dapat terjadi
dimana saja dan dapat merusak pendengaran seseorang
·
Nilai ambang batas dari
kebisingan adalah sebesar 60 dB
·
Tingkat partikular debu
yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pernafasan
DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet “Penuntun Praktikum Teknik Pengolahan Limbah” 2014 Polsri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar