Add Me ON

Minggu, 31 Januari 2016

LAPORAN EMISI UDARA



PENGUKURAN EMISI UDARA
                                                                                                                                                                        
1.      TUJUAN
·                  Menentukan kandungan partikulat debu dengan HVAS.
·                  Menetahui tingkat kebisingan udara lingkungan.
·                  Mengambil sampel emisi gas Sox dan Nox dengan menggunakan Impinger gelembung ganda (IGG).
·                  Menganalisa kadar gas dari sampel yang telah diambil.

2.      ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

         Alat yang digunakan :
·                   High Volume Air Sampel (HVAS)
·                   AAS
·                   Sound level meter
·                   Seperangkat alat IGG
·                   Botol sampel
·                   Bola penyerap
·                   Labu takar
·                   Pipet ukur dan bola karet
·                   Kaca arloji
·                   Oven
·                   Neraca analitik

            Bahan yang di gunakan :
·         Kertas Saring
·         H2O2
·         H2SO4
·         KNO3
·         KOH
·         NaOH
·         Asam Sulfamat
·         Indikator Metil Merah dan Biru
·         Phenol disulfonic Acid
·                  Aquadest

3.      DASAR TEORI

Udara
            Udara adalah suatu sampuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Komponen yang konsentrasinya paling bevariasi adalah air dalam bentuk uap dan karbon dioksida (CO). Jumlah uap air yag terdapat di udara bervariasi tergantug dari cuaca dan suhu.
            Secara alamiah, udara mengandung unsur kimia seperti : O, N,NO, CO,H dll. Penambahan gas ke udara melampaui kandungan alami akibat kegiatan manusia akan menurunkan kualitas udara. Udara sebagai komponen yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga memberikan dya dukung bagi makhluk hidup untuk secara optimal. Pertumbuhan pembangunan seperti industri, transportasi, dan lain lain, dapat membahayakan kesehatan manusia, mengganggu kehidupan hewan dan tumbuhan dan terganggunya iklim (cuaca)
Udara di alam tidak penah ditemukan bersih tanpa polusi sama sekali. Beerapa gas seperti sulfur dioksida (SO), hidrogen sulfida (HS) dan karbon monoksida selalu dibeaskan ke udara sebagi produk sampingan dari prose-proses alami seperti aktivitas vulkanik, pembusukan sampah tanaman, kebakaran hutan, dan sebagainya. Selain itu partikel padatan atau cairan berukuran kecil dapat tersebar diudara oleh angin, letusan vulkanik atau gangguan alam lainnya. Selain disebabkan polutaan, polusi udara dapat juga disebabkan oleh aktivitas manusia.




Polusi Udara
            Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu partikel dan gas. Partikel adalah butiran halus dan masih mungkin terlhat dengan mata telanjang, seperti uap air, debu, asap, kabut, dan fume. Sedangkan pencemaran berbentuk gas hanya dirasakan melalui penciuman (untuk gas tertentu) ataupun akibat langsung
            Macam bahan pencemar udara dapat dilasifikasikan dalam beberapa kelompok antara lain :
a.       Kalisifikasi Menurut Bentuk Asal
ü  Bahan pencemar uadara primer, yaitu : polutan yang apabila menyebar dengan keadaan tetap pada keadaan semula. Misalnya : partikel halus,senyawa sulfur, nitrogen, karbon, senyawa organik.
ü  Bahan pencemar udara sekunder, yaitu : bahan pencemar udara primer yang mengalami reaksi dengan senyawa lain setelah keluar dari sumbernya. Misalnya SO  +  HO                            HSO

b.      Klasifikasi Menurut Keadaan Fisika
ü  Partikel. Misalnya: aerosol, mist, smoke dan fog.
ü   Gas. Misalnya: true gas dan vapor.

c.      Klasifikasi Menurut Susunan Kimia Bahan Pencemar
ü  Inorganik. Misaknya : CO, SO.
ü   Organik. Misalnya : metan, benzen dan etilen

Polutan
    SOx
            Gas belerang dioksida (SOx)terdiri atas gas SO dan gas SO yang keduanya mempunyai sifat berbeda. Gas SO berbau tajam dan tidak mudah terbakar , sedangkan gas SO bersifat sangat reaktif. Sox memiliki ciri bau yang tajam, besifat korosif, beracun karea selalu mengikat oksigen  untuk mencapai kestabilan phasa gasnya. Sox menimbulkan gangguan sistem pernapasan , jika kadar 400-500 ppm akan sangat berbahaya , 8-12 ppm menimbulkan iritasi mata, 1-5 ppm menimbulkan bau.
            SOx mempunyai ciri bau tajam, bersifat korosif (penyebab karat), beracun karena selalu mengikat oksigen untuk mencapai kestabilan phasa gasnya. SOx menimbulkan gangguan sistem pernafasan, jika kadar 400-500 ppm akan sangat berbahaya, 8-12 ppm menimbulkan iritasi mata, 3-5 ppm menimbulkan bau (yoko yedy saputra, 2009)
            Konsentrasi gas SO , diudara akan mulai terdeteksi oleh indra manusi (tercium baunya) manakala konsentrasinya berkisae antara 0,3-1 ppm. (yoko edy saputra,2009) jadi dalam hal ini yang dominan SO.
            Gas SO akan bertemu dengan oksigen yang da diudara dan kemudian membentuk gas SOmelalui reaksi berikut :
            2SO    +          O(udara)                                 2SO

NOx
            Nitrogen oksida sering disebut dengan  Nox karena oksida nitrogen mempunyai 2 bentuk yang sifatnya berbeda, yakni gas NO dan gas Nox. Sifat gas NO adalah berwarna dan berbau, sedangkan gas NO tidak berwarna dan tidak berbau. Warna gas NO adalah merah kecoklatan dan berbau tajam menyengat hidung.        
Nitrogen oksida (NOx) memiliki bentuk yang sifatnya berbeda , yaitu gas NO dan NOx . sifat gas NO adalah berwarna dan berbau . sedankan gas NO tidak berwarna dan tidak berbau. Warna gas NO adalah merah kecoklatan dan berbau tajam menyengat hidung. Pencemaran gas NOx diudara terutama berasal dari gas buangan hasil pembakaran yang keluar dari generator pembangkit listrik stasioner atau mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar gas alami.
          Diantara berbagai jenis oksida nitrogen yang ada diudara, NO merupakan gas yang paling beracaun. Karena larutan NO dalam air yang lebih rendah dibandingkan dengan SO , maka NOakan menembus ke dalam saluran pernapasan lebih dalam. Berdasarkan studi menggunakan binatang percobaan, pengaruh yang membahayakan seperti misalnya : meningkatnya kepekaan terhadap radang saluran pernapasan, dapa terjadi setelah mendapat pajanan sebesar 100 μg/mᵌ. Percobaan pada manusia menyatakan bahwa kadar NO sebesar 250 μg/mᵌ dan 500 μg/mᵌ dapat mengganggu fungsi saluran pernapasan pada penderita asma dan orang sehat (Yoko Edy Saputra.2009).

            Kebisingan merupakan salah satu faktor bahaya fisik yang sering dijumpai di tempat kerja.Kebisingan mempengaruhi kesehatan, antara lain dapat menyebabkan kerusakan pada indra pendengaran sampai pada ketulian. Dari hasil penelitian diperoleh bukti bahwa intensitas bunyi yang dikategorikan bising dan yang mempengaruhi kesehatan (pendengaran) adalah di atas 60 dB. Oleh sebab itu, para karyawan yang nekerja di pabrik dengan intensitas bunyi mesin di atas 60 dB, maka harus dilengkapi dengan alat pelindung (penyumbat) telinga, guna mencegah gangguan-gangguan pedengaran (Notoatmodjo, 2003).
Di samping itu, kebisingan juga dapat mengganggu komunikasi. Dengan suasana yang bising memaksa pekerja untuk berteriak di dalam berkomunikasi dengan pekerja yang lain. Oleh karena sudah biasa berbicara keras di lingkungan  kerja sebagai akibat lingkungan kerja yang bising ini, maka kadang-kadang di tengah-tengah keluarga juga terbiasa berbicara keras. Bisa sebagai sikap marah. Lebih  jauh kebisingan yang terus menerus dapat mengakibatkangangguan konsentrasi pekerja, yang akibatnya pekerja cenderung berbuat kesalahan dan akhirnya menurunkan produktivitas kerja (Notoatmodjo, 2003). Selain itu kebisingan juga dapat mempengaruhi peningkatan tekanan darah.

4.      PROSEDUR KERJA
4.1    PERCOBAAN DENGAN ALAT HVAS
1.      Menimbang kertas saring dalam keadaaan kosong
2.      Menentukan posisi arah angin dan lokasi pengukuran
3.      Menyalakan HVAS dengan waktu 1-2 jam
4.      Menimbang kembali kertas saring HVAS
5.      Menganalisis kertas saring dan menentukan unsur logam beratnya dengan AAS


4.2    PERCOBAAN DENGAN ALAT SOUND LEVEL METER
1.      Menyiapkan alat Sound Level meter
2.      Mengukur kebisingan pada tempat yang ditentukan
3.      Mencatat hasil dan menganilis data

5.      DATA PENGAMATAN
No
Lokasi pengamatan
Berat kertas saring kosong (gr)
Berat kertas saring +debu (gr)
Kebisingan (dB)
1
Lab teknik pengolahan limbah
0,5048
0,5120
50,4
2
Luar lab kimia
0,5048
0,5612
-
3
Lab utilitas
-
-
84,4
4
Graha polsri
-
-
77,1
5
Parkir motor
-
-
70,5

6.      ANALISA PERCOBAAN
Dari percobaan yang telah dilakukan yang bertujuan untuk mengukur tingkat
kebisingan dan tingkat partikulat debu pada lingkungan sekitar kampus.  Untuk mengukur kebisingan digunakan alat sound level meter, terdapat empat tempat yang dijadikan sample yaitu lab teknik pengolahan limbah, lab utilitas, graha polsri dan parkir motor. Tempat yang mempunyai tingkat kebisingan yang tinggi adalah lab utilitas, kebisingan ini termasuk dalam steady state noise (kebisingan kontinyu) yaitu kebisingan yang terjadi terus menerus dan dalam waktu yang relatif lama. Kebisingan ini dapat mengganggu kesehatan apabila terjadi terus menerus.
            Sedangkan pada pengukuran partikel debu, tempat yang memiliki yang dijadikan sampel adalah didalam ruangan lab teknik pengolahan limbah dan di luar lab kimia. Berdasarkan pengamatan partikular debu banyak ditemukan di luar ruangan. Debu ini dapat mengganggu kesehatan terutama pada pernafasan. Debu dapat menyebabkan batuk ataupun iritasi pada pernafasan.

7.      KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan :
·        Kebisingan dapat terjadi dimana saja dan dapat merusak pendengaran seseorang
·        Nilai ambang batas dari kebisingan adalah sebesar 60 dB
·        Tingkat partikular debu yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pernafasan

DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet “Penuntun Praktikum Teknik Pengolahan Limbah” 2014 Polsri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar